Macam macam penyebab struktur beton retak
Adakalanya kita temukan keretakan pada konstruksi beton bertulang
yang sebenarnya sudah diantisipasi dari awal, sudah bekerja sebaik
mungkin dari mulai perencanaan, pelaksanaan sampai perawatan namun tetap
saja terjadi beton retak. Nah.. untuk mencegah hal itu terjadi maka
kita perlu mengetahui macam-macam akar permasalahanya sehingga bisa
menemukan solusi terbaik untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang
maksimal.
Contoh kasusnya seperti yang ditanyakan oleh saudara Marmin dengan pertanyaan “Mengapa
plat lantai dikontruksi baja gedung terjai retak2,dilantai atas segaris
dengan kolom. Sedangkan lantai dasar retak ditengah@ antar kolom.
Ukuran bangunan 20 m x 50 m,terbagi 6 kolom jarak 6 m ditengah pingir
ukuran 7 m dikedua sisinya.sedang posisi lebar kolom berjarak 5 m.tinggi
kolom 6 m,lantai atas pakai bondex.” berikut beberapa penyebab struktur beton retak.
beton retak
Macam macam penyebab struktur beton retak
- Perencanaan yang keliru, sepandai-pandai
tupai melompat pasti ada kalanya akan jatuh juga, nah.. sepandai-pandai
konsultan perencana dalam merencanakan bangunan pasti ada kalanya
mengalami kegagalan, untuk itu diperlukan koreksi dari pihak lain, bukan
berarti yang dikoreksi lebih bodoh, tapi orang pintar justru sangat
senang ditunjukan kesalahanya agar bisa berubah jadi lebih baik.
kesalahan dalam perencanaan bisa terjadi karena salah ambil data, salah
rumus, salah hitung, salah pencet keyboard, dll. hasilnya bisa terjadi
ketidaktepatan dalam pemilihan ukuran struktur beton, jumlah dan ukuran
besi yang digunakan, serta kualitas beton yang akan dipakai.
- Pembebanan yang terlalu cepat, beton tanpa
campuran khusus akan mencapai puncak kekuatanya pada umur +/- 28 hari,
hal itu berarti sebelum umur tersebut sang beton belum bisa menerima
beban maksimal, nah.. apabila terjadi pembebanan diluar kapasitas beton
maka besar kemungkinan akan terjadi retak atau bahkan patah.
- Bekisting / cetakan beton yang tidak kuat, misalnya
pada balok atau plat lantai yang cetakanya tidak kuat akan berpotensi
mengalami lendutan, jika lendutan itu diluar batas maksimal maka beton
bisa mengalami retak atau patah.
- Pelaksanaan yang keliru, ya.. diperlukan pengawasan
yang ketat dalam melaksanakan pekerjaan beton bertulang, hal ini untuk
memastikan bahan yang digunakan sesuai dengan spesifikasi ukuran dan
jumlah dalam perencanaan, misalnya besi yang dipakai tidak lebih kecil
dari rencana, kulaitas beton yang digunakan sesuai dengan rencana.
pengawasan juga dimaksudkan untuk mengecek kualitas bekisting dan
perawatan yang benar.
- Perawatan pasca pengecoran beton yang keliru,
setelah pekerjaan pengecoran perlu dilakukan curing, yaitu upaya untuk
memperlambat pengerasan beton agar tidak terlalu cepat sehingga terjadi
retak, caranya bisa dilakukan dengan penyiraman, menutup dengan karung
basah, atau bisa juga dengan mencampurkan bahan tertentu pada adukan
beton.
- Terjadi bencana diluar batas rencana kekuatan beton bertulang, misalnya gempa bumi dahsyat, tsunami, boom atau memang sengaja menghancurkan beton.
0 komentar:
Posting Komentar